Mendaki Gunung Cikuray - Backpacker VIP Masuk Hutan (Bagian 1) - LunarV2 Trip

Saturday 20 July 2019

Mendaki Gunung Cikuray - Backpacker VIP Masuk Hutan (Bagian 1)


Gunung Cikuray adalah gunung dengan ketinggian 2821 mdpl yang bertipe Stratovolcano, dimana bentuk gunung menyerupai krucut tinggi. Cikuray terkenal dengan trek nya yang menguras tenaga dengan tidak hanya kaki yang bekerja disini tetapi juga tangan, bokong dan bulu hidung. Dan gue sebagai pemula harus mendaki Gunung tersebut, astagfurullah. Semua berawal dari jenuhnya gue bulak-balik kampus nyari, ngejar, nangkep, ngeborgol dosen buat skripsian. Pokoknya tiap hari gitu aja, stagnan, pengen tantangan baru lah. Lalu berlanjut adanya undangan untuk meeting muncak. Dari meeting pertama tersebut tercetuslah kebusukan kawan gue dengan songongnya memilih Cikuray untuk pendakian pertama. Iya pertama, sebab 1 tim cuman 1 orang aja dari 4 yang pernah mendaki gunung (leader nya doang) tetapi berkat kejeniusan lontong-lontong sayur kurang riset akhirnya memulai di salah satu gunung terberat di Jawa Barat.

"Cuk, udah Guntur aja Guntur dulu lah yang gampang" Gue nyaranin
"Gak bisa, Cikuray aja lah kagok edan" Sapri berkoar
"Jadi nih Cikuray?" Heri memastikan
"Fix Cikuray" Cetus Sapri
"Guntur mah banyak maling" Kodee nambah-nambah
"Yaudah terserah lah" Gue pasrah

Merupakan meeting pertama di rumah Heri dengan hidangan seblak tulang yang melemahkan syahwat. Karena penasaran tentang Cikuray, akhirnya gue pribadi Chat kawan yang sering naik gunung berkedok meminjam alat mendaki.

"Cuy, gunung yang pas buat didaki oleh pemula bagusnya apa ya?" Tanya gue ke si Badot
"Cikuray aja, bagus buat pemula" Jawabnya

Garis besar chat yang terketik di WA mengiya kan gue untuk menjadi survivor Cikuray. Gue serahin deh semuanya pada leader, mengingat ilmu tentang mendaki begitu kurang dibanding backpacker yang udah masuk kelas VIP. Daripada sotoy gak karuan malah bawa bencana mending gue ikutin seluruhnya ke leader. Malam sebelum hari H gue gak riset apapun seperti tiap mau melakukan backpacker gila. Besok merupakan perjalanan yang belum pernah gue coba seumur hidup, ya kapan coba gue backpackeran ke gunung? Biasa ke Metropolit, Museum, Club Area, Wisata Bersejarah, Pantai, Event. Di daratan gue dihormati Kondektur, Supir Truk, Kernet Angkot, Penjaga Alfa sama Indomerit, DKM Masjid, Pramugari, pokoknya yang kalo masuk "Selamat Pagi Mas" "Selamat Pagi Pak" bak seorang VIP dengan harga seorang gembel. Sekarang harus mencoba lingkungan berbeda, naik gunung! Tapi mungkin seenggak nya gue pernah naik gunung pas SMA, kalo gak salah ceritanya ada deh di blog ini, scroll aja coba.

Hari H, Tim berangkat pagi pukul 6. 

Pos Pendaftaran Awal - www.lunarv2.com
Cukup sekitar 3 Jam, sudah sampai di Pos pendaftaran awal, terdapat mobil bak untuk mengangkut pendaki ke kaki gunung dekat pos 1. Ditempat tersebut diwajibkan daftar dengan uang seikhlasnya

"Der.. udah lu aja der yang daftar" Karena disini leader yang lebih ngerti.


Daftar selesai, dilanjut ke Pos pendaftaran 2 yang dimana merupakan tempat bertemunya jalan dari arah terminal Garut dan dari Pos awal tempat daftar tadi, jalanya udah edan tuh ke pos pendaftaran 2. Batu lumayan gede-gede bisa buat hiasan taman sama pondasi selokan lah kalo gue ibaratkan, motor murah masih bisa lewat, jadi jangan berkecil hati. Jaraknya lumayan jauh kalo jalan kaki, tapi kalau misal kismin-kismin amat enaknya jalan kaki sih. Sampe di Pos pendaftaran 2 kita daftar lagi dengan uang seikhlasnya, sebenernya ini gunung lumayan banyak bayarnya menurut gue, sama kayak Galunggung. Dari sana lah musibah terjadi, kopling motor si Heri aus pengen minum diganti, karena gak ada bengkel sekitar sana, orang kebon teh semua. Mau gak mau harus naik mobil bak, motor si Heri disimpen di pos pendaftaran 2 yang mungkin aman sih kalo beruntung. Gak lama mobil bak datang dan kami berdua naik mobil bak sedangkan si Kodee leader sama si Sapri naik motor ke pos pemancar. Hari itu gue baru ngerasain gimana rasanya jadi petani teh, pagi-pagi udah gubrag-gabrug diatas mobil bak terbuka dengan suspensi daun nya yang keras, lebih cocok buat bawa ampas emas di freeport. Sopir mobil  berasa bawa fortuner, lubang jalan dilibas pake grandmax bak. 

Naik Mobil Bak Menuju Pos Pemancar -  www.lunarv2.com
Penumpang dibelakang kaya domba sembelihan yang belum dikasih makan, mengembik panik! Kurang panik apalagi? Di tanjakan dekat pemancar mobil gak kuat nanjak, dan berhenti! Mobil perlahan mundur sedangkan dibelakang mobil banyak pendaki ngedorong motor matic yang motornya udah bau klep gak kuat nanjak.

"Awaaaaaassssss!!!!!!"
"Banggggg... Awaaaassss.... Bannngggg!!!!"

Mobil mundur gak karuan, satu motor selamet gak ketabrak mobil. Mobil terus mundur, dibelakang masih ada motor yang gak kuat nanjak yang siap ditabrak mobil blong rem. 

"Aaawaaaaassssss!!!!!"

Tangan gue udah gemeter antara mau nyelametin diri sama teriak-teriak nyuruh yang ngedorong motor belakang mobil di tanjakan buat minggir. Yang ngedorong vario putih panik dan jatoh, wah gawat, mobil makin mundur cepet, udah kelar tuh idup yang bawa motor mana jatoh kejepit motor lagi. Tapi ketika tinggal beberapa cm lagi mobil keburu berhenti, sumpah gue kaget tu orang udah mau kejepit mobil blong. Semua yang ada di mobil bak sontak berhamburan buat nolongin orang yang jatuh kejepit motor dibelakang mobil bak, sukur dia sama motornya gak ketabrak mobil bak. 

Persiapan Penanjakan -  www.lunarv2.com
Di pos pemancar kita siap-siap dan langsung menuju pos 1 untuk daftar kembali, di pos 1 yang jaraknya gak begitu jauh kita diwajibkan bayar 15rb untuk pendaftaran, disini wajib daftar soalnya bakal langsung nanjak. Sebelum nanjak bagusnya isi air dulu di pos ini, soalnya gak ada jaminan di pos 2 dan seterusnya ada air. 

Pos 1 -  www.lunarv2.com
Penanjakan dimulai, biasa pemula mah riang-riang aja sambil ribut nyanyi-nyanyi. Seluruh tim kami gak ada yang ngeremehin gunung tersebut atau sompral, semuanya dijalani biasa aja, kalo nyanyi-nyanyi kan gak sompral, ya gak? Anak pramuka juga suka nyanyi. Di pos 2 suara nyanyian fals udah mulai kendor, tas udah kerasa mulai berat. Beban carrier sekitar 13-20 kg udah mulai kerasa, kerasa panas di pundak. Nah dari pos 2 ke pos 3 jalanan udah mulai berlapis akar, tiap tapak jalan membentuk tangga, mirip-mirip jalan ke kawah Galunggung tapi terbuat dari akar alami. 

Jalan Setapak Cikuray -  www.lunarv2.com
Gue baru sadar, dulu pas penanjakan Galunggung via hutan trek nya landai, gak kaya tangga. Tapi ini trek Cikuray mulai kaya tangga, ini trek yang paling dijauhi pendaki sebab trek tersebut banyak menguras tenaga, bukan hanya kaki yang bergerak tapi juga tangan sama bulu kuduk. Gak kebayang, jalan nanjak gak ada landainya sedikit pun, nanjak teroooooosssss!!!!! Berpola tanggaaaa!!!! Mana tiap pos berjauhan! Buset, kalo kayak gini terus ampe pos 8 udah pasti leklok kaki gue. Dari sana gue sadar bahwa kawan-kawan gue menghianati dan menjebak dengan mengatakan 

"gunung ini cocok kok buat pemula, pret.. bulseit!". 

Pos 2 udah terlewati, banyak dari pendaki yang beristirahat, tapi leader kami menuntut buat terus berjalan. Semakin atas, jalanan Cikuray semakin curam! Kanan-kiri jurang dengan jalan yang sempit dan terkadang harus memanjat. Udara semakin dingin, bulu ketiak sudah terasa seperti es serut, tapi kalau diam berarti menyerahkan diri pada hipotermia. Pos 3 kita beristirahat sebentar, untuk solat, makan dan selonjoran "ngaso" iatilahnya. Baru kali ini gue ngangkut beban berkilo-kilo sambil nanjak, manjat, ngerangkak, ah pokoknya gak nyesel gue gak daftar jadi tentara, tuhan lebih tau tentang hambanya. 

Pos 3 -  www.lunarv2.com
Cuman 30 menit istirahat langsung nanjak lagi, leader gue begitu berambisi sampai lari-larian di tanjakan! Belakangan gue tau bahwa leader gue si Kodee itu bukan manusia tapi siluman kuda berbadan monyet. Ya coba aja, mana ada manusia normal lari-lari bawa beban 20-25 kiloan di jalanan bertangga akar yang nanjak edan! Kadang gue nyesel bareng leader model gini, anjir! Di pos 4 terdapat beberapa tenda yang tidak menarik bagi si leader bangke dan minta perjalanan dilanjut sebelum sunset. Tiap gue tanggah ke atas semua cuman tanjakan berpohon yang gelap, cuman ada setitik cahaya yang merupakan jalanan landai. Terkadang cahaya langit biru itu merupakan motivasi gue untuk terus berjalan, nanjak terus kayak yang gak ada ujungnya. 

Di pos 5 istirahat, si leader udah kegatelan pengen photo sunset, geblek emang nih. 2 kawan gue juga ngos-ngosan kek udah putus asa, sama kayak gue. Di penanjakan ke pos 6 si leader udah mulai gak keliatan, yang akhirnya gue bareng sama kelompok lain. Ada pos bayangan dimana cuman hanya sepetak tanah datar tanpa rumput tempat pendaki beristirahat, disitu 2 kawan gue udah tergeletak pasrah.

"Cuy, jam berapa sekarang?" Sapri melihat jam gue
"Jam set 5" gue jawab
"Mana si leader?" tanya gue
"Dah duluan" heri nunjuk ke tanjakan tiada ujung
"Bodo amat ah" gue pasrah
"Buset, yang tadi lewat apaan?" tanya pendaki lain yang ikut istirahat.


Mendaki Gunung Cikuray Bagian 2 : Teror Babi dan Sunrise Lautan Awan


4 comments:

  1. lupa2 inget rasanya sudah pernah daki gunung ini saat kuliah

    ReplyDelete
  2. Saya sih nggak pernah mendaki gunung. Emang kakinya nggak kuat. Saya lebih suka hidup di habitat sejati saya (maunya), hotel bintang lima dan pesawat kelas bisnis.

    ReplyDelete